Selamat Datang di Kawasan Penyair Seribu Sungai Terima Kasih Kunjungan Anda

Jumat, 11 November 2011

MONOLOG ANDI SAHLUDIN ANGKAT KERUSAKAN ALAM KALSEL

Oleh: HE. Benyamine

Pentas pamit Kelompok Halilintar dalam rangka mengikuti Liga Monolog Indonesia (LMI) di Bandung 2011 di Gedung Balairung Sari Tama Budaya Kalimantan Selatan, pada Jum’at sore (16.00 Wita), 4 November 2011, dengan mementaskan monolog “2000 + 25 = S.O.S!” karya YS. Agus Suseno mampu menghadirkan suasana yang mencekam dan sekaligus mengingatkan tentang kerusakan alam yang tidak hanya sekedar berita-berita, atau sebagian penonton yang hadir tidak merasakan secara langsung dari kerusakan alam yang sedang berlangsung di Kalimantan Selatan dan wilayah lainnya karena akibatnya tidak begitu langsung terjadi dan langsung dihadapi, tetapi sebagiannya perlahan-lahan dan dalam bentuk lain. Namun, sangat kontras dengan mereka yang langsung berhadapan dengan penggusuran tanah, hutan-hutan yang menjadi bagian hidupnya dibabat dengan kerakusan yang sangat, dan tercerabutnya dari budaya. Pementasan yang berdurasi sekitar 20 menit (tanpa setting panggung) ini disutradrai oleh Andi Sahludin (AS) yang sekaligus berperan sebagai aktor. Selanjutnya klik disini...

Arsyad Indradi Penyair Kalsel Berikan Pencerahan



MUAROTEBO – Komunitas Pintu Art and Culture, (22/7) bertempat di sekretariat Komunitas Pintu di jalan Raden Bujang Muarotebo menggelar Lesehan Budaya. Ramayani M.Pd Ketua Komunitas Pintu mengatakan acara tersebut merupakan salah satu acara rutin komunitas penggiat seni budaya di Tebo.

‘’Lesehan Budaya ini merupakan kegiatan rutin yang kami lakukan sebulan sekali. Dengan tujuan untuk merangsang minat dan bakat siswa terhadap seni dan budaya khususnya sastra di Kabupaten Tebo,” tukas Ramayani. Dikatakannya lagi lesehan budaya kali ini menjadi lebih semarak dengan hadirnya Arsyad Indradi penyair dari Kalimantan Selatan (Kalsel) yang kebetulan sedang bersilaturahmi ke Komunitas Pintu.

‘’Kebetulan kali ini kita kedatangan tamu salah seorang penyair senior dari Kalimantan Selatan yang ikut memberikan pencerahan kepada para peminat sastra di Tebo,” lanjutnya. Sementara itu Arsyad sendiri mengaku salut dengan lumayan tingginya minat siswa di Kabupaten Tebo terhadap sastra. Terutama yang hadir saat acara lesehan budaya tersebut yakni dari SMKN 1 Tebo.

‘’Salut dengan Komunitas Pintu yang mau bergerak secara kontinyu dan independen dalam mengembangkan sastra di Kabupaten Tebo. Seharusnya kegiatan positif seperti ini diakomodir oleh Pemkab Tebo,” ujar pria yang akrab dipanggil Abah ini. Dalam acara lesehan budaya terlihat dialog yang komunikatif antara siswa dan Arsyad Indradi. Diakhiri dengan pembacaan puisi bersama yang diawali Abah Arsyad, pengurus Komunitas Pintu dan semua siswa yang hadir mendapatkan giliran satu persatu. (rya)

Dari : www.metrojambi.com ( Sabtu,12-11-2011 )

Kamis, 30 Juni 2011

Kesastraan Kalsel Sebelum, Semasa dan Sesudah tahun 70-an

Oleh : Arsyad Indradi

Alhamdulillah aku masih menyimpan buku Data-Data Kesenian Daerah Kalsel yang berupa stensilan yang diterbitkan Depdikbud Kan.Wil Prov.Kalsel, Proyek Pusat Pengenbangan Kesenian Kalsel 1975/1976, karena pada tahun 90-an kantor ini terbakar, arsip Data Seni Budaya yang lainnya entahlah apakah dapat diselamatkan. Buku ini sangat penting untuk mengetahui perkembangan kesastraan Kalsel pada masa itu.

Tulisan ini khusus mengetengahkan data perkembangan kesastraan Kalsel merujuk pada buku Data-Data Kesenian Daerah Kalsel tersebut.

Perkembangan kesastraan Kalsel tentu saja tidak terlepas dari perkembangan kesastraan Indonesia, karena sastrawannya ikut memberikan andilnya bagi perkembangan kesastraan Indonesia. Ini tampak dalam periode - periode perkembangannya dari masing- masing periode tersebut. Periode – periode tersebut adalah : Selengkapnya klik disini ...

Selasa, 14 Juni 2011

LOMBA CIPTA PUISI,MENULIS CERPEN, CERITA RAKYAT DAN PAGELARAN SASTRA

Dalam rangka Aruh Sastra ke-8 Kalimantan Selatan di Barabai HST, tgl 16 – 19 September 2011 dengan Tema “ Menebar Benih Sastra di Banua Murakata”, Panitia Penyelenggara membuka kesempatan bagi penulis yang berdomisili di wilayah Kalimantan Selatan untuk mengikuti beberapa lomba yaitu :
1) Lomba cipta puisi bahasa Indonesia, tema bebas.
2) Lomba menulis cerpen bahasa Indonesia, tema bebes.
3) Lomba menulis cerita rakyat berkisar cerita rakyat yang ada di daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah.Selanjutnya klik disini

Selasa, 19 April 2011

MEMELIHARA EKOLOGI SASTRA

Oleh : Dimas Arika Mihardja
Rumah tangga sastra Indonesia yang dihuni oleh sastrawan (penyair, cerpenis, novelis, penulis skenario), kritisi, dan masyarakat pembaca memberikan gambaran adanya keberagaman. Keberagaman itu terwujud baik pada tataran capaian estetis, kreativitas, persepsi, visi, dan misi. Keberagaman itu merupakan aset yang tiada terkira nilainya jika dihubungkan dengan “Bhineka Tunggal Ika”. Keberagaman itu dalam konteks keindonesiaan perlu mendapatkan ruang ekspresi seluas-luasnya untuk capaian estetis sastra Indonesia di masa kini dan masa yang akan datang.Selanjutnya Klik disini...